Di dunia bisnis, memberikan kredit kepada pelanggan memang bisa mendorong penjualan. Namun, risiko muncul ketika sebagian piutang tersebut tidak tertagih. Oleh karena itu, Anda perlu mengelola ini dalam laporan keuangan melalui akun penyisihan piutang tak tertagih, agar potensi kerugian tercatat secara sistematis. Melalui metode ini, laporan keuangan Anda tetap rapi dan mencerminkan nilai piutang yang realistis.

Apa Itu Penyisihan Piutang Tak Tertagih?

Penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful accounts) adalah akun kontra-aset yang digunakan untuk mengestimasi sebagian piutang usaha yang kemungkinan tidak dapat ditagih. Akun ini dicatat sebagai pengurang piutang agar neraca mencerminkan nilai piutang bersih yang realistis.

Baca juga:  Analisis Vertikal dan Horizontal Pada Laporan Keuangan

Metode Penghitungan Penyisihan

Ada tiga metode umum yang diterapkan dalam menghitung penyisihan piutang tak tertagih, antara lain:

1. Metode Persentase Penjualan

Mengestimasi berdasarkan pengalaman historis:

Penyisihan = Total Penjualan Kredit × Persentase Estimasi

Contoh: jika penjualan kredit Rp 5 miliar dan estimasi 3%, maka penyisihan = Rp 150 juta 

2. Metode Persentase Saldo Piutang

Menghitung dari saldo piutang rata-rata dalam periode:

Saldo Piutang Rata‑rata = (Saldo Awal + Saldo Akhir) ÷ 2  

Penyisihan = Saldo Piutang Rata‑rata × Persentase Estimasi

Contoh: saldo rata-rata Rp 10,5 juta × 3% = Rp 315 ribu 

Jika saldo awal penyisihan Rp 145 ribu, maka beban piutang bulan tersebut yaitu Rp 315 rb – Rp 145 rb = Rp 170 rb. Jika sebelumnya defisit, maka tambahkan untuk membentuk saldo akhir estimasi.

Baca juga:  Perbedaan Metode Accrual Basis dan Cash Basis

3. Metode Analisis Umur Piutang (Aging Method)

Mengelompokkan piutang berdasarkan umur dan memperkirakan peluang tidak tertagih pada tiap kelompok:

Estimasi = Σ (Saldo Kelompok × Persentase Estimasi)

Contoh: jika piutang 61–90 hari Rp 500 juta dengan estimasi 3%, maka kontribusi terhadap penyisihan = Rp 15 juta. Total dari semua kelompok tersebut menjadi jumlah penyisihan akhir. 

Contoh Jurnal Penyesuaian

Misalnya, Anda menggunakan metode saldo piutang:

Beban piutang tak tertagih Rp 170 ribu dan penyisihan piutang tak tertagih Rp 170 ribu

Jurnal:

(D) Beban Piutang Tak Tertagih   170.000  

    (K) Penyisihan Piutang Tak Tertagih  170.000

Jika menggunakan metode umur piutang dengan estimasi Rp 51 juta, jurnalnya serupa:

(D) Beban Piutang Tak Tertagih   51.000.000  

    (K) Penyisihan Piutang Tak Tertagih  51.000.000

Baca juga:  Jenis-Jenis Rasio Efisiensi Operasional dan Rumusnya

Mengapa Penyisihan Piutang Tak Tertagih Penting untuk Anda?

Berikut ini beberapa alasan mengapa menghitung penyisihan piutang tak tertagih penting untuk laporan keuangan Anda:

Kesimpulan

Menggunakan penyisihan piutang tak tertagih membuat laporan keuangan Anda lebih akurat dan siap audit, sekaligus menjaga kesehatan finansial dari risiko piutang buruk. Dengan tiga metode—persentase penjualan, saldo piutang, dan umur piutang—Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan karakter bisnis.Jika Anda ingin menyusun mekanisme estimasi secara rapi, menggunakan software akuntansi, atau memerlukan panduan lebih lanjut, silakan berkonsultasi terkait bisnis atau akuntansi sekarang melalui customer service kami. Tim dari duduksantai.id siap untuk membantu agar pencatatan piutang Anda selalu akurat, transparan, dan sesuai standar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *