Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif, maka Anda perlu mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai sisi—penjualan, aset, hingga ekuitas. Inilah fungsi penting dari rasio profitabilitas. Dengan menggunakan alat ukur ini, Anda bisa melihat kekuatan dan kelemahan performa keuangan perusahaan secara objektif, dan menjadi dasar strategi berkembang ke depan.
Apa Itu Rasio Profitabilitas?
Rasio profitabilitas adalah indikator keuangan yang dapat menganalisis sejauh mana perusahaan Anda mampu meraih laba dari pendapatan, aset, atau modal sendiri dalam suatu periode. Berikut ini beberapa fungsi dari rasio profitabilitas:
- Mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba.
- Membandingkan kinerja lintas periode dan dengan kompetitor.
- Menilai penggunaan aset dan modal secara efisien.
- Menjadi tolok ukur bagi investor dan kreditur.
Jenis‑Jenis Rasio Profitabilitas & Rumusnya
Berikut beberapa jenis rasio profitabilitas dalam akuntansi yang wajib Anda pahami:
1. Gross Profit Margin (GPM)
Mengukur persentase laba kotor terhadap penjualan bersih:
GPM = (Laba Kotor ÷ Penjualan Bersih) × 100%
Contoh: laba kotor Rp50 juta, penjualan Rp57 juta → GPM ≈ 87%
2. Net Profit Margin (NPM)
Menilai persentase laba bersih setelah pajak dari penjualan:
NPM = (Laba Bersih ÷ Penjualan Bersih) × 100%
Misalnya: laba Rp5,07 miliar, penjualan Rp30,07 miliar → NPM ≈ 16,9%
3. Operating Profit Margin / Return on Sales (ROS)
Mengukur efisiensi laba operasi terhadap penjualan:
ROS = (Laba Operasional ÷ Penjualan Bersih) × 100%
4. Return on Assets (ROA)
Menilai efektivitas penggunaan aset dalam menghasilkan laba:
ROA = Laba Bersih ÷ Total Aset × 100%
Contoh perusahaan: laba Rp 200 juta, aset Rp 40 juta → ROA = 5%
5. Return on Equity (ROE)
Mengukur imbal hasil dari modal pemegang saham:
ROE = Laba Bersih ÷ Ekuitas × 100%
Contoh: laba Rp 700 juta, ekuitas Rp1 miliar → ROE = 70%
6. Return on Investment / Return on Capital Employed (ROI / ROCE)
Menilai pengembalian atas total modal yang digunakan (aset atau modal kerja).
ROCE = EBIT ÷ (Total Aset – Kewajiban Lancar) × 100%
Atau
ROI = Laba Bersih ÷ Total Aset × 100%
7. Earnings Per Share (EPS)
Mengukur laba per saham biasa:
EPS = (Laba Bersih – Dividen Saham Preferen) ÷ Jumlah Saham Biasa Beredar
Sebagai indikator utama bagi investor.
Cara Membandingkan & Interpretasi
- Gunakan rasio ini untuk benchmark dengan standar industri; semakin tinggi, umumnya berarti performa lebih baik.
- Pantau tren rasio ke waktu—penurunan signifikan bisa jadi alarm masalah operasional.
- Perhatian khusus pada rasio seperti ROA dan ROE untuk menilai efisiensi penggunaan modal dan aset.
Kesimpulan
Rasio profitabilitas adalah peta utama Anda untuk menilai kekuatan laba perusahaan dari berbagai perspektif—penjualan, aset, modal, hingga saham. Dengan menguasai rasio GPM, NPM, ROS, ROA, ROE, dan ROI/ROCE, Anda bisa melakukan analisis yang lebih tajam dan menentukan langkah strategis yang tepat.Jika Anda ingin menyusun laporan rasio secara otomatis, benchmarking performa, atau mendapatkan insight strategi dari data akuntansi—silakan berkonsultasi terkait bisnis atau akuntansi sekarang. Hubungi customer service kami! Tim profesional dari duduksantai.id siap untuk membantu Anda membangun sistem keuangan yang tangguh, transparan, dan siap mendukung ekspansi bisnis.