Setiap aset yang dimiliki perusahaan seharusnya tercermin dalam laporan keuangan secara realistis. Namun, ada kalanya nilai tercatat lebih tinggi dibandingkan nilai ekonomisnya saat ini. Ini disebut impairment loss, yaitu kerugian penurunan nilai yang bersifat permanen.
Memahami dan menghitung impairment loss secara tepat akan menjaga keakuratan laporan keuangan Anda dan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap kinerja aset. Yuk, kita telusuri metode perhitungannya!
Apa Itu Impairment Loss?
Impairment loss terjadi ketika nilai tercatat suatu aset melebihi jumlah yang dapat dipulihkan (recoverable amount), yaitu nilai wajar dikurangi biaya penjualan atau value in use—mana yang lebih tinggi. Ketika hal ini terjadi, maka Anda wajib mencatat selisihnya sebagai beban dalam laporan laba rugi.
Cara Menghitung Impairment Loss
Berikut ini langkah-langkah untuk menghitungnya:
1. Identifikasi Aset yang Berisiko Impairment
Perhatikan faktor seperti kerusakan fisik, perubahan teknologi, kondisi pasar, atau kerusakan termal—semuanya dapat menjadi indikasi impairment loss.
2. Tentukan Recoverable Amount
Ada dua pendekatan:
- Nilai wajar dikurangi biaya penjualan.
- Value in use: present value dari semua arus kas yang akan dihasilkan aset tersebut.
3. Hitung Impairment Loss
Impairment Loss = Nilai Buku Aset – Recoverable Amount
Jika nilainya positif, ini adalah jumlah yang harus diakui sebagai beban.
Contoh Kasus Praktis
Misalnya suatu mesin dibeli Rp 100 juta dengan umur ekonomis 5 tahun. Di akhir tahun ke-3, nilai wajar atau value in use sebesar Rp 60 juta.
Nilai buku mesin = Rp 100 juta – (3 × Rp 20 juta) = Rp 40 juta (dengan penyusutan garis lurus).
Recoverable amount = Rp 60 juta
Karena nilai buku (Rp 40 juta) lebih kecil dari recoverable, maka tidak terjadi impairment.
Tapi, jika recoverable hanya Rp 30 juta, maka impairment loss = Rp 40 juta – Rp 30 juta = Rp 10 juta.
Jurnal Akuntansi
Pengakuan impairment loss dicatat sebagai berikut
Debit Beban Impairment Loss Rp X
Kredit Akumulasi Penurunan Nilai Aset (Impairment) Rp X
Atau langsung mengkredit akun aset tetap jika tidak menggunakan akun akumulasi.
Dampak dan Prioritas Aset
- Pada laporan laba rugi: menurunkan laba bersih periode berjalan.
- Pada neraca: mengurangi nilai aset tercatat.
- Kinerja keuangan: bisa menurunkan ROA atau mengubah struktur rasio keuangan.
Aset yang sering mengalami impairment di antaranya: mesin, bangunan, goodwill, hak cipta, dan aset tidak berwujud lainnya.
Tips Mengelola Impairment dengan Baik
- Evaluasi aset secara berkala – setidaknya tahunan.
- Pantau kondisi eksternal & internal – teknologi, pasar, regulasi.
- Gunakan metode valuasi profesional untuk fair value atau value in use.
- Catat jurnal secara tepat, transparan dan sesuai standar (misalnya PSAK/IFRS).
- Libatkan auditor atau konsultan bila aset memiliki risiko tinggi.
Kesimpulan
Menghitung impairment loss bukan hanya soal angka namun juga memastikan laporan keuangan mencerminkan nilai wajar aset dan keputusan manajerial berdasarkan informasi yang valid. Dengan mengikuti langkah yang tepat, Anda dapat menjaga kepercayaan stakeholder dan memitigasi risiko kelebihan nilai tercatat.
Butuh bantuan dalam mendefinisikan recoverable amount, memproses jurnal impairment, atau audit aset kompleks? Silakan berkonsultasi terkait bisnis atau akuntansi sekarang juga. Hubungi customer service kami! Tim profesional dari duduksantai.id siap membantu Anda menjaga kualitas laporan dan kesehatan keuangan perusahaan.