Memproduksi barang bukan hanya sekadar mencampur bahan, namun melibatkan perhitungan yang tepat agar biaya terkendali dan margin tetap sehat. Mengelola beban manufaktur adalah salah satu hal yang paling krusial.
Jika Anda memahami cara menghitung dan mengelolanya dengan baik, perusahaan akan lebih mudah menentukan harga jual, mengevaluasi efisiensi, dan meningkatkan profitabilitas. Yuk, kita bahas langkah demi langkah!
Apa Itu Beban Manufaktur?
Beban manufaktur mencakup semua biaya yang timbul dalam proses produksi. Menurut ScaleOcean, total biaya ini terdiri dari tiga komponen utama: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik (biaya tidak langsung). Dengan memahami komponen ini, Anda bisa mengukur berapa biaya yang dibebankan ke setiap unit produk.
Komponen Beban Manufaktur
Berikut ini beberapa jenis beban manufaktur yang umum dalam proses produksi:
- Biaya Bahan Baku Langsung: Biaya untuk bahan utama yang bisa langsung diatribusikan ke produk—misalnya, kayu untuk meja atau kain untuk pakaian.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung: Gaji dan upah pekerja yang secara langsung membuat produk—seperti operator mesin atau penjahit.
- Overhead Pabrik (Biaya Tidak Langsung): Semua biaya tidak dapat ditelusuri langsung ke unit produk, seperti sewa pabrik, listrik, asuransi, pemeliharaan mesin, penyusutan, dan gaji staf pendukung. Meyakini pentingnya overhead, OCBC menyebut pengelompokan overhead tetap, variabel, dan semi-variabel sebagai dasar pengendalian biaya.
Cara Menghitung Beban Manufaktur
Berikut ini langkah-langkah untuk menghitung beban manufaktur dalam proses produksi:
1. Tentukan Total Tiap Komponen
- Bahan Baku: jumlah pembelian kualitas langsung dalam periode
- Tenaga Kerja: akumulasi upah langsung untuk produksi
- Overhead: total semua biaya tidak langsung
2. Alokasikan Overhead
Untuk membebankan overhead ke produk, gunakan dasar pembebanan seperti jam mesin, jam tenaga kerja langsung, atau persentase dari bahan baku
Contoh: “Total overhead Rp 83 juta/tahun dibagi total jam mesin 5.000 jam → Rp 16.600 per jam mesin”
3. Menghitung Biaya Per Unit
Rumus sederhana:
Beban Manufaktur per Unit = (Bahan + Tenaga Kerja + Overhead) ÷ Jumlah Unit
Contoh:
- Bahan: Rp 100.000
- Tenaga Kerja: Rp 150.000
- Overhead: Rp 50.000
- Produksi: 1.000 unit
→ Beban/manufaktur total = Rp 300 juta; per unit = Rp 300.000
Strategi Efisiensi Beban Manufaktur
Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar beban manufaktur dalam proses produksi Anda tetap efisien dan terkontrol:
- Kontrol overhead: pantau tiap kategori (tetap, variabel, semi-variabel) agar tak boros.
- Negosiasi vendor: potong biaya bahan baku penolong dan utilitas.
- Gunakan software: bantu akurasi dan efisiensi alokasi biaya..
- Optimalkan kapasitas produksi: beban overhead per unit turun saat kapasitas penuh.
- Evaluasi dasar pembebanan secara berkala agar tetap sesuai kondisi nyata.
Kesimpulan
Menghitung dan mengelola beban manufaktur adalah dasar untuk menentukan profitabilitas, merencanakan anggaran, serta menjaga efisiensi produksi. Dimulai dari bahan baku, tenaga kerja langsung, hingga overhead yang dialokasikan secara tepat—semuanya menentukan HPP dan kesehatan keuangan perusahaan.Kalau Anda ingin menerapkan sistem perhitungan otomatis, menyusun laporan COGM, atau optimalkan manajemen biaya produksi, silakan konsultasi terkait bisnis atau akuntansi sekarang juga. Hubungi customer service kami! Tim ahli dari duduksantai.id siap membantu Anda merancang sistem akuntansi manufaktur yang akurat, efisien, dan terpadu.