Dalam dunia bisnis, kesehatan finansial perusahaan tidak hanya diukur dari seberapa besar omzet yang dihasilkan, tetapi jug kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 

Bayangkan sebuah perusahaan dengan pendapatan tinggi kesulitan membayar utang—ini berati manajemen keuangan belum optimal. Di sinilah pentingnya rasio likuiditas, sebuah indikator yang membantu menilai apakah perusahaan cukup likuid untuk memenuhi kewajiban finansial dalam jangka pendek.

Rasio likuiditas sering digunakan oleh manajemen internal, investor, hingga kreditor sebagai tolok ukur kesehatan keuangan. Dengan memahami berbagai jenis rasio ini, Anda bisa melihat seberapa aman posisi keuangan perusahaan dan apakah strategi bisnis yang dijalankan sudah mendukung stabilitas jangka panjang.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Berikut ini penjelasan masing-masing jenis rasio likuiditas dan rumus untuk menghitungnya:

Baca juga:  7 Cara Menentukan Harga Jual Produk Agar Untung

1. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar.

Rumus: Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

Semakin tinggi nilai current ratio, maka semakin baik. Hal ini karena berarti perusahaan memiliki aset lancar lebih banyak dibanding kewajiban lancarnya. Namun, current ratio yang terlalu tinggi juga bisa menunjukkan aset menganggur yang tidak dimanfaatkan secara efisien.

2. Quick Ratio 

Quick ratio (Acid Test Ratio) dianggap lebih ketat dibanding current ratio karena menghitung kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar tanpa memperhitungkan persediaan.

Rumus: Quick Ratio = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

Rasio ini cocok digunakan pada bisnis yang persediaannya tidak mudah diuangkan dalam waktu singkat. Semakin mendekati angka 1, artinya perusahaan dalam kondisi likuid yang sehat.

Baca juga:  Perbedaan Nota dan Faktur yang Wajib Anda Ketahui

3. Cash Ratio

Cash ratio menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar hanya dengan kas atau setara kas.

Rumus: Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar

Rasio ini memberikan gambaran paling konservatif, karena hanya menghitung aset yang benar-benar siap digunakan untuk membayar kewajiban dalam sekejap.

4. Rasio Perputaran Kas

Selain tiga rasio utama yang telah dijelaskan sebelumnya, ada juga rasio perputaran kas yang menunjukkan seberapa cepat arus kas digunakan untuk menutup kewajiban lancar. Rasio ini dapat membantu melihat efisiensi penggunaan kas dalam operasional perusahaan.

Pentingnya Menghitung Rasio Likuiditas

Menghitung rasio likuiditas bukan sekadar rutinitas akuntansi, melainkan sebuah langkah strategis untuk:

Baca juga:  3 Jenis Aktiva dalam Akuntansi beserta Contohnya

Kesimpulan

Menguasai konsep rasio likuiditas dan cara menghitungnya bisa membantu Anda memahami kondisi riil perusahaan, tidak hanya dari sisi keuntungan tetapi juga dari kemampuan memenuhi kewajiban. Semakin baik rasio likuiditas, semakin kuat pula pondasi bisnis untuk bertahan dalam persaingan.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana analisis keuangan bisa mendukung strategi bisnis perusahaan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi. Hubungi customer service duduksantai.id sekarang juga dan dapatkan solusi akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *