Dalam dunia akuntansi dan manajemen aset, memahami nilai residu adalah kunci untuk menghitung penyusutan dengan akurat dan menyusun arus kas yang realistis. Nilai residu membantu Anda dalam menentukan berapa sisa nilai aset ketika sudah habis masa pakainya. Yuk, pelajari definisi, rumus, serta cara menghitung nilai residu aktiva tetap yang praktis!

Apa Itu Nilai Residu?

Nilai residu (atau salvage/residual value) adalah estimasi nilai sisa sebuah aset tetap pada akhir masa manfaatnya—yakni jumlah yang diharapkan diperoleh jika menjual atau melepas aset tersebut, setelah memperhitungkan biaya pelepasan. Menurut PSAK 16, nilai residu adalah “jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan”.

Baca juga:  5 Jenis Laporan Keuangan dan Manfaatnya bagi Bisnis

Menghitung nilai residu penting karena:

Rumus Menghitung Nilai Residu

Terdapat beberapa cara umum untuk menghitung nilai residu secara akurat:

1. Persentase dari Harga Perolehan

Nilai Residu = Harga Perolehan × Persentase Residu

Contoh: aset dibeli seharga Rp 100 juta, estimasi residu 10%. Nilai Residu = Rp 10 juta 

2. Berdasarkan Estimasi Nilai Pelepasan

Nilai Residu = Salvage Value – Biaya Pelepasan

Baca juga:  Menghitung Bunga Pinjaman Efektif Sebelum Berutang

Contoh: estimasi jual Rp 12 juta, biaya pelepasan Rp 2 juta. Residu = Rp10 juta

Contoh Penghitungan Praktis

Misalnya Anda memiliki kendaraan:

Maka:

Nilai Residu = Rp50 juta – Rp 5 juta = Rp 45 juta

Jika metode persentase yang digunakan, misalnya 20%,

Nilai Residu = Rp200 juta × 20% = Rp40 juta

Peran Nilai Residu dalam Penyusutan

Berikut contoh penerapan metode garis lurus:

Biaya Penyusutan Tahunan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) ÷ Umur Ekonomis

Contoh:

→ Penyusutan tahunan = (200 – 40) ÷ 5 = Rp 32 juta/tahun 

Baca juga:  7 Cara Meningkatkan Omset Penjualan Bisnis Anda

Tanpa nilai residu, beban penyusutan lebih tinggi dan tidak mencerminkan kondisi riil.

Tips Menghitung Nilai Residu yang Tepat

Kesimpulan

Menghitung nilai residu adalah elemen vital dalam akuntansi aktiva tetap karena memengaruhi jumlah penyusutan dan nilai buku aset. Dengan menetapkan estimasi residu yang akurat, Anda bisa menghasilkan laporan keuangan yang lebih realistis, keandalan perhitungan beban, serta dapat membantu dalam perencanaan investasi dan aset.

Jika Anda membutuhkan bantuan dalam menentukan estimasi nilai residu yang tepat, menyusun jadwal penyusutan, atau mengintegrasikan ke software akuntansi, silakan berkonsultasi terkait bisnis atau akuntansi sekarang juga. Hubungi customer service kami! Tim profesional dari duduksantai.id siap untuk memastikan bahwa sistem akuntansi Anda berjalan cermat, akurat, dan mendukung visi bisnis jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *