Sebelum Anda menyusun strategi investasi atau menilai kinerja manajemen, ada baiknya memahami seberapa efisien perusahaan Anda memakai aset untuk menghasilkan laba. Return on Asset (ROA) adalah salah satu metrik paling berguna untuk tujuan itu.
ROA memberi tahu Anda berapa banyak laba yang dihasilkan untuk setiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan — informasi yang krusial ketika Anda mau membandingkan efektivitas pengelolaan aset antar periode atau dengan pesaing di industri yang sama.
Artikel ini akan menjelaskan definisi, rumus perhitungan Return on Asset, contoh perhitungan sederhana, bagaimana menafsirkan hasilnya, serta tips praktis untuk meningkatkan ROA.
Apa itu Return on Asset (ROA)?
ROA (Return on Asset) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari seluruh aset yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA, semakin efisien penggunaan aset dalam menghasilkan keuntungan. Namun perlu diingat, ROA berbeda antar industri—perusahaan padat aset (mis. manufaktur, utilitas) biasanya punya ROA yang lebih rendah dibanding bisnis berbasis jasa atau teknologi.
Rumus Menghitung Return on Asset
Rumus dasar ROA cukup sederhana:
ROA = Laba Bersih / Total Aset
Tetapi praktik yang lebih tepat adalah memakai average total assets (rata-rata aset awal dan akhir periode) untuk menghindari distorsi akibat perubahan besar aset sepanjang tahun:
ROA = Laba Bersih ÷ Rata-rata Total Aset
Beberapa analis juga memakai EBIT (earnings before interest and taxes) di pembilang jika ingin mengevaluasi efisiensi operasi sebelum pengaruh pembiayaan dan pajak. Pilih metode yang konsisten dan jelaskan asumsi Anda saat membandingkan antar periode atau antar perusahaan.
Contoh Perhitungan Singkat Return on Asset
Misalkan dalam satu tahun perusahaan mencatat laba bersih Rp 120 juta. Total aset pada awal tahun Rp 800 juta dan akhir tahun Rp 1.000 juta. Rata-rata total aset = (800 + 1.000) / 2 = Rp 900 juta.
Maka ROA = 120.000.000 ÷ 900.000.000 = 0,1333 → 13,33%.
Artinya setiap Rp 1 aset menghasilkan sekitar Rp 0,133 laba bersih selama periode tersebut.
Bagaimana Menafsirkan Hasil ROA?
- Bandingkan dengan industri: ROA lebih berarti jika dibandingkan dengan rata-rata industri atau kompetitor sejenis. Angka “baik” sangat bergantung sektor.
- Perhatikan tren: ROA yang meningkat dari tahun ke tahun biasanya menandakan manajemen makin efisien memanfaatkan aset. Sebaliknya penurunan bisa mengindikasikan aset menganggur, margin turun, atau tingginya biaya.
- Padukan metrik lain: Gunakan ROA bersama rasio lain (ROE, margin laba, perputaran aset) untuk gambaran yang lebih lengkap karena ROA sendiri tidak mencerminkan struktur pembiayaan.
Cara Praktis Meningkatkan ROA
- Tingkatkan laba bersih: optimalkan harga, kurangi biaya variabel, dan perbaiki margin produk.
- Gunakan aset lebih produktif: optimalkan penggunaan mesin atau ruang serta tingkatkan pemakaian kapasitas.
- Jual aset non-produktif: kurangi aset yang tidak memberikan kontribusi ekonomi.
- Efisiensi operasional: kurangi biaya operasional tanpa mengorbankan pendapatan.
- Investasi selektif: pilih investasi aset yang memberi ROI lebih tinggi dari biaya modal.
- Langkah-langkah ini harus diseimbangkan—pemangkasan aset tanpa rencana bisa menghambat pertumbuhan jangka panjang.
Kapan Anda Perlu Menghitung ROA?
ROA adalah alat sederhana namun kuat untuk mengukur efisiensi pemanfaatan aset. Hitung ROA rutin—minimal tiap kuartal—bandingkan dengan industri, dan lihat trendnya. Jika Anda butuh bantuan menghitung ROA yang akurat (termasuk penyesuaian untuk aset tak berwujud atau seasonal effect), atau ingin strategi konkret menaikkan ROA tanpa mengorbankan pertumbuhan, silakan hubungi customer service kami.
Tim duduksantai.id siap membantu Anda melakukan analisis, menyusun dashboard keuangan, dan merancang tindakan operasional yang berdampak langsung pada profitabilitas dan efisiensi aset Anda.