Menyewa aset seperti gedung, kendaraan, atau mesin merupakan hal yang sudah lazim dalam operasional bisnis, apalagi jika Anda ingin menghindari pembelian aset substansial. Namun, agar laporan keuangan bisnis Anda tetap akurat dan transparan, penting sekali memahami perhitungan biaya sewa secara tepat.
Dalam artikel ini, Anda akan mendapatkan panduan lengkap mulai dari jenis sewa, metode pencatatan, hingga cara menghitungnya sesuai standar akuntansi modern.
Jenis-Jenis Sewa
Terdapat dua jenis metode sewa yang umum digunakan, yaitu:
1. Sewa Operasi (Operating Lease)
Biaya dibagi merata selama masa sewa, diakui sebagai beban operasional. Misalnya Anda menyewa kantor seharga Rp 120 juta per tahun, maka dibebankan Rp 10 juta per bulan secara rutin.
2. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Aset dan liabilitas dicatat di neraca berdasarkan nilai kini pembayaran sewa. Aset kemudian disusutkan, dan beban bunga dihitung dari saldo liabilitas sewa.
Standar terbaru seperti IFRS 16 mewajibkan hampir semua sewa diakui di neraca sebagai aset hak-pakai dan kewajiban sewa.
Metode Perhitungan Biaya Sewa
Berikut ini beberapa metode perhitungan biaya sewa yang umum digunakan beserta rumus untuk menghitungnya:
1. Biaya Sewa Garis Lurus
Paling umum digunakan untuk sewa operasi. Rumusnya sederhana, yaitu:
Biaya per periode = Total Sewa ÷ Jumlah Periode
Misalnya Rp 120 juta setahun dibagi 12 = Rp 10 juta per bulan
2. Metode Sewa Efektif
Umumnya digunakan untuk sewa pembiayaan, dimana Anda menghitung amortisasi kewajiban sewa dan bunga berdasarkan suku bunga implisit. Pembayaran awal lebih banyak dialokasi ke bunga, lalu ke pokok .
3. Metode Biaya Sewa Tetap, Variabel, dan Pro-Rata
- Fixed Rent: biaya tetap tiap periode seperti sewa kantor bulanan.
- Variable Rent: tergantung penggunaan atau omzet, misalnya 5% omzet.
- Pro-Rata: sesuai proporsi penggunaan, misalnya sewa 6 bulan dari total 12 bulan.
Dampak Metode Terhadap Laporan
Berikut ini beberapa dampak perhitungan biaya sewa terhadap laporan keuangan perusahaan Anda:
- Operating Lease: beban sewa dibagi rata, tidak ada aset atau liabilitas di neraca.
- Finance Lease: meningkatkan aset dan liabilitas, mempengaruhi rasio keuangan dan arus kas. Beban bunga juga muncul, memperbesar EBITDA tapi mengurangi laba bersih.
- Perubahan pada standar (IFRS 16) meningkatkan transparansi namun juga kompleksitas.
Tips Praktis untuk Anda
Berikut ini beberapa tips penting yang perlu untuk Anda lakukan saat menghitung biaya sewa agar tetap efisien:
- Tinjau kontrak sewa dan tentukan jenis sewa menurut definisi standar.
- Gunakan metode garis lurus untuk sewa operasi jangka pendek dan mudah.
- Gunakan metode efektif untuk sewa pembiayaan agar beban bunga dan pokok teridentifikasi.
- Integrasikan pencatatan sewa ke software akuntansi agar otomatis dan akurat.
- Pastikan penyusutan dan amortisasi aset hak-pakai dihitung sesuai umur ekonomis atau masa sewa (mana yang lebih pendek).
Kesimpulan
Menghitung biaya sewa secara tepat adalah kunci agar laporan Anda sesuai standar dan memberi insight keuangan yang valid. Baik sewa operasi atau pakai metode pembiayaan, pencatatan yang jelas akan memudahkan analisis rasio, pengelolaan arus kas, dan pengambilan keputusan finansial.Kalau Anda ingin menerapkan pencatatan secara otomatis, konsultasi metode diskonto sewa, atau integrasi ke sistem akuntansi canggih, Anda dapat menghubungi customer service kami sekarang juga. Tim duduksantai.id siap membantu Anda tetap sesuai standar, namun efisien dan profesional!